PROGRAM
PENDIDIKAN PENGGUNA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Didalam dunia perguruan tinggi terdapat suatu idiom yang
mungkin terkesan kuno yaitu bahwa “Library is the heart of the university”
. Jadi Perpustakaan merupakan “jantungnya” universitas/perguruan tinggi. Namun
kalau disebut jantung, tentu Perpustakaan memiliki peran vital/penting dalam
kehidupamn perguruan tinggi. Bahkan tanpanya, mungkin akan mati. Tetapi apa
yang terjadi di Indonesia perguruan tinggi dapat bertahan tanpa Perpustakaan
sekalipun. Sehingga sebuah perguruan tinggi tanpa Perpustakaan yang sehat atau
bahkan tidak memiliki perpustakaan, tentu dapat dikatakan sebagai sebuah robot.
Sebuah Perpustakaan yang sehat tentu harus dapat
memompakan zat-zat berupa informasi dan ilmu pengetahuan ke seluruh tubuhnya
(sivitas akademika) agar dapat bermanfaat bagi pertumbuhan dan aktifitas
pendidikan di perguruan tinggi dalam rangka melaksanakan program Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian
kepada Masyarakat. Untuk itu Perpustakaan perlu mengadakan, menghimpun,
mengolah, menyimpan dan melayankan koleksinya yang berisi informasi yang
dibutuhkan oleh Penggunanya.
Mengingat arti penting perpustakaan bagi Penggunanya maka
perlu diadakan suatu kegiatan yang memperlihatkan dan menjelaskan manfaat
penting Perpustakaan bagi seluruh sivitas akademikanya. Hal yang sering terjadi
adalah bahwa kemampuan pengguna dalam memanfaatkan Perpustakaan merupakan dasar
yang amat penting dalam mencapai keberhasilan pendidikan. Selain itu
Perpustakaan diharapkan mampu untuk mendidik penggunanya untuk tertib dan
bertanggung jawab dalam memanfaatkan semua koleksinya secara maksimal. Dengan
demikian Perpustakaan akan berfungsi secara optimal apabila penggunanya dapat
mengetahui dengan baik dan cepat dimana dan bagaimana cara menemukan sumber
informasi yang mereka butuhkan.
A. Latar Belakang
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi perlunya diadakan
kegiatan pendidikan Pengguna di perpustakaan perguruan tinggi, diantaranya
adalah :
1.
Sarana dan prasarana serta koleksi di perpustakaan
merupakan suatu investasi yang sangat besar bagi UB, oleh karena itu
perpustakaan UB harus digunakan dan dimanfaatkan semaksimal oleh Penggunanya.
2.
Pengguna perpustakaan UB sebagian besar adalah mahasiswa
yang ditekankan pada studi mandiri, sehingga diharapkan dengan kegiatan
pendidikan Pengguna perpustakaan maka mampu untuk lebih memahami dan
menggunakan perpustakaan UB dengan berbagai fasilitas dan layanannya secara
lebih efektif dan efisien.
3.
Dengan adanya kegiatan pendidikan pengguna maka
perpustakaan UB harus mengatur dan membenahi dirinya agar dapat dipergunakan
dengan mudah oleh Penggunanya.
4.
Dengan adanya kegiatan ini maka merupakan suatu
kesempatan bagi pustakawan untuk meningkatkan diri bukan hanya sebagai petugas
yang hanya melayani Pengguna saja tetapi ikut serta menyumbangkan pikiran dan
keahliannya dalam meningkatkan kualitas layanan perpustakaan UB.
5.
Melalui pendidikan Pengguna ini berarti perpustakaan UB,
telah dapat dan secara nyata memberikan sesuatu yang amat diperlukan oleh
Penggunanya.
B. Tujuan
Tujuan utama diadakannya kegiatan pendidikan pengguna
perpustakaan adalah untuk memperkenalkan ke pemakai bahwa perpustakaan UB
adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat koleksi dan sumber informasi lain.
Menurut Rahayuningsih (2005), ada bermacam-macam tujuan
yang hendak dicapai, diantaranya adalah :
1. Agar pemakai menggunakan
perpustakaan UB secara efektif dan efisien.
2. Agar pemakai dapat menggunakan
sumber-sumber literatur dan dapat menemukan informasi yang relevan dengan
masalah yang dihadapi.
3. Memberi pengertian kepada mahasiswa
akan tersedianya informasi di perpustakaan UB dalam bentuk tercetak atau tidak.
4. Memperkenalkan kepada mahasiswa UB
jenis-jenis koleksi dan ciri-cirinya.
5. Memberikan latihan atau petunjuk
dalam menggunakan perpustakaan UB dan sumber-sumber informasi agar pemakai
mampu meneliti suatu masalah, menemukan materi yang relevan , mempelajari dan
memecahkan masalah.
6. Mengembangkan minat baca Mahasiswa UB
7. Memperpendek jarak antara pustakawan
dengan penggunanya (mahasiswa baru UB)
II. Landasan Teori
A. Pendidikan Pengguna
Dalam bahasa Inggris ada bermacam-macam
istilah yang dipakai untuk mendefinisikan pendidikan pengguna diantaranya user
education (pendidikan pengguna, bimbingan pengguna), library orientation
(orientasi perpustakaan, penyuluhan perpustakaan), library instruction (pengajaran
perpustakaan), bibliographic instruction, library use instruction,
dan user guidance.
Berikut ini beberapa pendapat mengenai definisi pendidikan
pengguna,
1. Hazel Mews
“ ….. instruction given to readers to help them make the
best use of a library.”.
Pendidikan Pengguna adalah instruksi
yang diberikan kepada pemakai agar mereka dapat menggunakan perpustakaan dengan
baik.
2. Renford and Hendrickson
“ …..encompass all activities designed to teach the user
about library resources and research techniques”
Pendidikan pengguna adalah cara suatu kegiatan pengajaran
dengan menggunakan berbagai sumber perpustakaan dan cara-cara penelitian
3. Malley
“….a process whereby the library user is firstly made
aware of the extend and number of the library s resources, of its services and
of the information sources available to him or her, and secondly taught how to
use these resources, servicces and sources”.
Pendidikan pengguna adalah suatu proses dimana pengguna
perpustakaan untuk pertama kali diberi pemahaman dan pengertian sumber-sumber
perpustakaan, termasuk pelayanan dan sumber-sumber informasi yang saling
terkait, bagaimana menggunakan sumber-sumber tersebut, bagaimana pelayanannya
dan di mana sumbernya
Dalam pendidikan pengguna, Malley (1984) membedakan
pendidikan pengguna ke dalam dua hal yaitu library orientation dan library
instruction. Orientasi perpustakaan bertujuan untuk mengenalkan pengguna akan
keberadaan perpustakaan dan layanan apa saja yang tersedia di perpustakaan juga
memungkinkan pengguna mempelajari secara umum bagaimana menggunakan
perpustakaan, jam buka, letak koleksi tertentu dan cara meminjam koleksi perpustakaan.
Sedangkan Ratnaningsih (1994) memberikan tujuan orientasi
perpustakaan yaitu :
1. Mengetahui fasilitas yang tersedia
di perpustakaan
2. Mengetahui kewajiban yang harus dipenuhi
3. Mengetahui tata letak gedung, ruang
koleksi serta layanan yang tersedia.
4. Mengerti tata cara menggunakan
catalog, computer dan media teknologi lain.
5. Mampu memanfaatkan perpustakaan
secara maksimal dengan efektif dan efisien.
6. Mampu menemukan koleksi yang
dibutuhkan dengan cepat dan tepat.
7. Dapat menggunakan sumber-sumber
penelusuran referensi, baik secara tradisional maupun media elektronik yang
ada.
8. Termotivasi senang belajar di perpustakaan.
Instruksi perpustakaan bertujuan agar para pemakai dapat
memperoleh informasi yang diperlukan dengan tujuan tertentu dengan menggunakan
semua sumber daya dan bahan yang tersedia di perpustakaan. Instruksi
perpustakaan berkaitan dengan temu kembali informasi.
Tujuan instruksi perpustakaan menurut Ratnaningsih (1994)
adalah memberikan bimbingan bagai pemakai dengan tingkatan tertentu dengan
tujuan sebagai berikut :
1. Mampu memanfaatkan perpustakaan
secara efektif dan efisien
2. Mempunyai rasa percaya diri yang
tinggi dalam penemuan informasi yang mereka butuhkan
3. Mampu menelusur informasi melalui
sarana-sarana penelusuran informasi yang ada
4. Memahami penelusuran bibliografi baik secara manual
(catalog) maupun dengan media teknologi (computer, CD ROM dsb).
B. Pengguna
Pengguna perpustakaan dapat dikatakan sebagai orang yang
berhubungan dengan perpustakaan baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam hubungannya dengan kebutuhan informasi
Sulistyo Basuki (1992) memberi pengertian pengguna adalah
orang yang ditemuinya tatkala orang tersebut memerlukan dokumen primer atau
menghendaki penelusuran bibliografi. Pada sistem yang memiliki pangkalan data elektronik,
pengguna adalah orang yang menelusur pangkalan data tersebut. Ada yang
menganggap pengguna adalah klien jasa informasi dan juga produsen informasi.
Pandangan lain menganggap pengguna sebagai bagian integral dari sistem
informasi
Kalau mengacu
pada pendapat di atas, maka pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah siapa
saja yang berhubungan dan memerJukan perpustakaan, dalam hal ini adalah
mahasiswa sebagai konsumen informasi, staf pengajar sebagai konsumen juga produsen
informasi dan para pemegang keputusan atau administrator di lingkungan
perguruan tinggi yang juga sebagai konsumen dan produsen informasi
III. Permasalahan Pendidikan Pengguna di Perpustakaan
Perguruan tinggi
Program pendidikan pengguna
perpustakaan (user education programme) bagi mahasiswa perguruan tinggi
perlu mendapatkan perhatian. Berbagai alasan dikemukakan mengapa program
tersebut dilaksanakan oleh perpustakaan.
Hal yang sering disoroti adalah
1.
Kemampuan mahasiswa dalam memanfaatkan perpustakaan
merupakan dasar yang amat penting dalam mencapai keberhasilan pen.didikan.
2.
Selain itu perpustakaan diharapkan mampu berfungsi dalam
mendidik mahasiswa untuk menjadi pengguna yang tertib dan bertanggungjawab.
3.
Di sisi lain perpustakaan senantiasa mengupayakan agar
segala kekayaan dalam bentuk koleksi, baik tercetak maupun terekam, dengan
segala fasilitas dan pelayanannya, dapat digunakan secara maksimal oleh
pengguna.
Mengenai kapan pendidikan pengguna
dapat dilaksanakan, tergantung kepada kedua pihak, yaitu antara pengguna dan
perpustakaan. Beberapa perpustakaan perguruan tinggi melaksanakan program ini
sebagai program wajib bagi setiap pengguna perpustakaan, yang dilaksanakan
secara kontinyu dan terjadwal.
Tempat pelaksanaan dapat di
perpustakaan atau fakultas, disesuaikan dengan fasilitas yang ada. Tetapi
nampaknya perpustakaan merupakan salah satu altematif terbaik sebagai tempat
penyelenggaraan pendidikan pengguna, mengingat perpustakaan merupakan
unsurpendukung terpen ting dalam penyelenggaraan program pendidikan pengguna.
Tentu saja perpustakaan harus menyelenggarakan kerja sama dengan fakultas agar
kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik.
Beberapa perguruan tinggi di Indonesia
telah melaksanakan program pendidikan pengguna, di antaranya adalah Universitas
Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga, Universitas
Indonesia, Universitas Bina Nusantara, Universitas Atmajaya, Universitas
Pelita Harapan, Universitas Sanata Dharma serta beberapa universitas lain.
Cara dan waktu pelaksanaan pendidikan
pengguna berbeda-beda, rnisalnya
1.
Ada yang memasukkan program pada saat orientasi studi dan
pengenalan kampus (ospek),
2.
Ada pula yang memasukkan dalam mata kuliah tertentu
Pendidikan pengguna dimasukkan dalam
mata kuliah kapita selekta dengan 2 SKS dan bersifat wajib. Di Fakultas MIPA UB
pendidikan pengguna saat ospek, juga melayani permintaan jurusan dengan materi
di kelas selama 2 jam.
1.
Ada yang mewajibkan mahasiswa baru mengikuti progam
sebagai syarat mendapatkan kartu anggota perpustakaan tetapi ada yang tidak
mewajibkan mahasiswa baru dan hanya melayani mereka yang berminat.
Berbagai pendidikan pengguna yang
diterapkan dibeberapa perguruan tinggi belum mencapai hasil maksimal. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1.
Kurangnya tenaga pustakawan profesional,
2.
kurangnya fasilitas perpustakaan,
3. Belum terjalinnya kerjasama di
antara staf, pustakawan dan pengguna, serta
4.
Perencanaan program yang belum tepat.
Kadang-kadang pelaksanaan program tidak memperhatikan beberapa
aspek seperti tujuan program, waktu pelaksanaan, rnateri yang akan disampaikan,
siapa pelaksananya, serta metode yang akan digunakan. Sehingga terkesan hanya melaksanakan
suatu program rutin, tanpa dipikirkan hasil yang akan dicapai. Tulisan berikut
akan mencoba memberi gambaran pendidikan pengguna perpustakaan secara teoritis,
A. Metode Pendidikan Pengguna
Agar program pendidikan pengguna
perpustakaan dapat memperoleh hasil yang maksimal, perlu menentukan metode apa
yang kira-kira sesuai dan efektif digunakan. Dalam memilih metode perlu pula
dipertimbangkan medianya, karena masing-masing media mempunyai daya guna yang
berbeda
Menurut Fjalbbrant dan Malley
(Ratnaningsih, 1994) metode pengajaran yang cocok bagi program pendidikan
pengguna secara garis besar dapat dibagi atas 3 kelompok, yaitu
Metode yang sesuai pendidikan kelompok;
Metode yang sesuai untuk pendidikan individu/perorangan dan Metode yang dapat
dipakai baik bagi pendidikan kelompok maupun perorangan
Metode yang dipilih dalam penyajian,
masih pula harus mempertimbangkan subyek yang diajarkan, pengguna yang
mengikuti pendidikan dan pengajar atau pembimbingannya. Dalam pendidikan
pengguna dapat juga memilih beberapa metode antara lain :
a.
Ceramah
b.
Seminar/tutorial/demonstrasi
c.
Wisata perpustakaan
d.
Metode audio visual : Film, Video
tape, Slide
e.
Bentuk tercetak : Brosur, Leaflet
f.
Latihan/Praktek
g. Program
bimbingan kelompok
h. Program bimbingan khusus
I. Program bimbingan individu
B.
Pelaksanaan Pendidikan Pengguna
Pelaksanaan pendidikan pengguna dapat
dilakukan dengan tiga tingkatan antara lain:
a. Tingkatan
orientasi
Orientasi ini
biasanya dilakukan pada mahasiswa baru pad a awal mengikuti kegiatan . Kegiatan
pendidikan pengguna yang disatukan dalam penataran tersebut diberikan pada
materi khusus yang diselenggarakan selama kurang lebih 1 jam. Dengan materi
mengenai. pentingnya perpustakaan, jam buka perpustakaan. sarana temu kembali
informasi, jasa perpustakaan.jenis koleksi yang dimiliki oleh suatu
perpustakaan dan peraturan perpustakaan. Metode pendidikan pengguna yang dapat
digunakan adalah ceramah dengan prinsip pengenalan. kunjungan perpustakaan dan
demonstrasi atau peragaan.
Pelaksanaan dalam pemberian pendidikan
pengguna pada tingkat ini adalah minimal pustakawan dengan kualifikasi
setingkat sarjana muda ilmu perpustakaan.
b. Pendidikan
pengguna pada tingkatan tertentu.
Pendidikan
pengguna pada tingkatan tertentu ini, ada yang melalui jalur kurikulum, ada
juga melalui bimbingan individu atau kelompok (non kurikulum). Pada jalur
kurikulum ada yang dititipkan pada metodologi penelitian, ada yang masuk ajaran
pengantar perpustakaan dan ada juga yang memasukkan kedalam ajaran penelusuran
literatur. Dengan alokasi waktu selama satu semester dengan 2 SKS. Untukjalur
non kurikulum (bimbingan individu/kelompok) pendidikan pengguna dapat dilakukan
oleh pustakawan dengan cara bimbingan langsung pada masing-masing pengguna.
Dapatjuga dibuka kelas pada jumlah tertentu dan dilaksanakan pendidikan
pengguna Pembahasan di perpustakaan.
Materi pendidikan pengguna pada
tingkatan ini sarna dengan materi orientasi, namun ada penekanan dalam materi
penggunaan sarana temu kembali informasi (katalog, indeks, abstrak dan
bibliografi) juga penelusuran informasi otomasi.
Staf pelaksananya bisa pustakawan atau
yang berkualifikasi sarjana muda bidang ilmu perpustakaan. Untuk materi praktek
di perpustakaan bisa dibantu oleh asisten pustakawan. Metode yang cocok adalah
ceramah, demonstrasi dan praktek/latihan.
c. Pendidikan pengguna pada peserta
Pascasarjana
Pendidikan pengguna program pascasarjana ini biasanya
peserta terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Karena para peserta selalu
melakukan penelitian, mereka selalu membutuhkan referensi yang lengkap dan
mutahir dari jumal, bibliografi dan sumber informasi tentang penelitian lain. Mereka sering
melakukan wawancara dan dialog dengan pustakawan yang kompeten untuk
mendiskusikan penelusuran informasi yang kadang sangat spesifik. Untuk
kebutuhan seperti ini diperlukan adanya pustakawan spesialis atau setidaknya
pustakawan yang telah mendalami bidang layanan minat tersebut dengan cukup
pengalaman, sehingga mudah untuk memahami terminologi khusus yang kadang
diperlukan pengguna.
Pada tingkat ini, pendidikan pengguna dapat dilaksanakan
setiap tahun atau 2 x setahun. Materi yang diberikan sarna dengan tingkat
pendidikan pengguna yang lain tetapi ada penekanan pada materi penelusuran baik
manual maupun terotomasi juga pemakaian bibliografi hasil-hasil penelitian.
Staf pelaksana setidaknya berkualifikasi setingkat S-1 dan S-2 ilmu perpustakaan.
Untuk pelaksanaan praktek bisa dibantu asisten pustakawan.
Metode pendidikan/penyampaian yang cocok untuk program
tingkat ini adalah : dibagikan makalah, ceramah, praktek penelusuran, dan
soal-soal latihan, misal dengan membuat panduan pustaka (“path finder”)
d. Pendidikan
pengguna melalui homepage www.digilib.ub.ac.id
Home page yang
bisa diakses oleh penggunanya setiap saat. Pada mulanya untuk homepage mungkin dirasa mahal, tetapi bila
dinilai dengan manfaatnya dimasa akan datang, maka fasilitas ini lebih efisien
dan efektif dibandingkan dengan metode lainnya yang tersebut diatas. Fasilitas
ini bisa diakses dimanapun dan kapanpun oleh pengguna perpustakaan. Fasilitas
homepage untuk pendidikan pengguna telah dilakukan oleh perpustakaan di Indonesia
petra ,Binus dll.yang dapat diakses penggunanya dimanapun berada. Informasi tersebut adalah :
1.
Informasi
2.
Petunjuk menggunakan perpustakaan
3.
OPAC, dan data base CD-ROM
(searching)
4.
Pengantar bahan – bahan local
5.
Pameran
6.
Bulletin perpustakaan
Walau
kiranya metode ini masih kurang biasa ada di Indonesia, tetapi nantinya kita
juga akan menuju ke sana, karena metode tersebut lebih efisien dan efektif.
Keuntungan metode tersebut antara lain :
a. Cepat
b. Dapat setiap saat diperbaharui
c. Tidak perlu waktu khusus untuk menyampaikannya (bahkan
bisa sepanjang tahun)
d. Bila
dihitung secara keseluruhan akan lebih murah
C. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk mengukur tingkat
keberhasilan yang telah dicapai dalam penyelenggaraan program pendidikan
pengguna. Evaluasi dapat dilakukan dua cara:
1. Melalui
sumber informasi, berupa :
· Daftar
pertanyaan-pertanyaan referensi yang masuk,
· Jumlah peminjam buku,
· Jumlah pembaca
· Dan para pengguna perpustakaan umumnya
2. Melalui
metode pengumpulan data, yaitu :
· Wawancara , observasi, dsb
· Melihat data statistik
DAFTAR PUSTAKA
Asrukin,
Mochammad.1995. Memahami kebutuhan pemakai perpustakaan. Bulletin Bina Pustaka
No. 103/th.XVI
Malley,
Ian. 1984. The basics of information skills teaching. London: Clive Bingley
Rahayuningsih,
F. 2005. Mengkaji
pentingnya pendidikan pengguna. Info Persadha Vol. 3/No.2/Agustus 2005.
Soerono. 1996. Pendidikan pengguna pada perpustakaan
perguruan tinggi.Media Pustakawan Volume III No. 4 Desember 1996.
Sulistyo-Basuki. 1992. Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta : Gramedia.
Sugeng Priyanto, 2010 . http://sugengpri.blog.undip.ac.id/2010